Rabu, 06 April 2011

Cerpen 3 Sahabat Part. Ve

VE
(Kabul Prasetyo)
Kenalkan namaku adalah Ve, banyak yang bilang aku ini keturunan jin. Wajar aja soalnya sejak umur 10  tahun aku dapat mengendalikan tanah, air, api dan udara sesuai keinginnan ku. Namun sejak beberapa tahun ini aku tak pernah lagi menggunakannya.
Ibu, ayah, dan adik ku terbunuh ketika aku tanpa sengaja mengendalikan api dan membakar rumah ku. Sejak saat itu tak ada seorang pun yang mengetahui lagi bahwa aku dapat mngendalikan sesuatu.
Aku sekarang berusia 16 tahun. Aku bersekolah di  SMA Negeri 1 kotagajah. Aku baru saja pindah dari sekolah ku yang lama. Karena warga desa disana mengusirku.
Suatu hari ketika aku pulang sekolah, tiga orang lelaki berpakaian preman mengikuti ku. Aku terus saya berjalan. Ku perhatikan jarak mereka semakin dekat.
Tanpa kusadari ternyata aku terpojok di sebuah gang buntu.
“siapa kalian” aku sangat gugup.
“haduh nona manis ini tanya kita coy” jawab seorang diantara mereka.
“heh serahkan dompet, hape, dan kalung kamu” kata salah seorang preman itu.
“gak, gak boleh, sebaiknya kalian pergi aja”g gadis itu"
“apa pergi hahahha”
Belum sempat orang itu menutup mulutnya, suaranya terhenti. Mulutnya dipenuhi oleh segumpal tanah.
“eh apa ini” tanya preman itu.
“coy kok bisa si tanah itu masuk mulut lo. Hahhahaha.ep”
Lagi-lagi mulut seorang lagi terbungkam oleh segumpal batu. Lalu hembuskan angin kencang kepada mereka bertiga hingga mereka bertiga tersungkur .
“ah man jangan-jangan gadis ini setan man. Mendingan kita kabur aja deh” kata seorang preman.
“cuih,  jadi lo takut . udah buruan serang gadis itu”
Mereka kemudian berdiri dan melayangkan sebuah tinjuan ke arah mukaku. Mamun pukulan itu terhenti dan mereka malah terjatuh karena kekuatan ku. Kemudian mereka lari rebirit-birit meninggalkan ku.
Tanpa ku sadari kejadian tersebut di saksikan seorang teman sekelas ku, Riyo. Aku sedikit gugup bingung mencari alasan. Aku takut dia akan menjauhi ku. Segera ku ambil langkah seribu menjauhi riyo. Namun anehnya ketika aku sedang berlari. Langkahnu terhenti. Kaki ku sekarang malah melangkah tak terkendali menuju ke arah Riyo.
“sebaiknya lo ikut gue” kata Riyo.
Tanpa sempat ku mnjawab tubuh ku sudah berada di atas motor Riyo. Aku dibawa kesebuah rumah ber gaya jawa namun sudah sangat modern. Ku dpati seorang wanita sepuh yang sedang sibuk dengan laptopnya. Ku lihat Riyo sangat akrab dengan nenek itu.
“siapa gadis ini?” tanya nenek itu.
“ini Ve, murid baru di kelas ku”
“kenapa kau bawa kesini?”
“dia sama seperti ku”
            Mendengar hal tersebut, aku sangat kaget. Apa maksud Riyo sebenarnya. Apakah......
“ve ini mbah ija,” kata Riyo
“hi mbah,” sapaku kepada mbah ijah.
“jadi apa kekuatan mu ve?”
“ kekuatan? Maksudnya? Saya gak ngerti mbah apa maksudnya”
“udah bilang aja, kita sama ko. Lo tadi bisa ngendaliin batu dan tanah kan?” tuduh Riyo
“apakah kamu juga bisa mengendaliakn air, udara dan api juga?” tanya mbah ijah.
Aku kaget dengan pertanyaan itu. Kenapa ia bisa mengetahui hal tersebut. Memoriku tentang kebakaran itu kembali memenuhi benah ku. Kepalaku berat. Ku tak sadarkan diri.
Mataku terbuka. Kulihat Riyo dan mbah ijah ada di depan ku. Kucium bau badan Riyo yang lumayan memengatkan hidung ku.
“ha..ha...hachiiiiiiiiiiing........” tanpa dapat ku kontrol bersin ku itu membuat mbah ijah dan Riyo mental  hingga menembus atap rumah mbah ijah dan terjatuh lagi tepat di tempat semula dengan keadaan yang sangat kacau.
“eh lo gila ya, besin aja nyaampek kaya gitu, sengaja ya lo” bentak Riyo sedikit kesal.
“maaf, gue gak sengaja”
“bushit,, lo ngajak berantem sama gue?”
“udah-udah, kalian ini gak boleh bertengkar terus. Kalian adalah dua diantara tiga titisan rengkarnasi ketiga kesatria legendaris.”
Aku sedikit kurang mengerti dengan perkatan mbah ijah namun kemudian mbah ijah menjelaskan semuanya kepadaku. Sedikit demi sedikit aku mulai terbiasa mengendalikan kekuatan aneh ku itu., dan sekarang aku menganggap semua itu sebagai anugerh meski aku masih sedikit trauma dengan kisah masa lalu ku.
Aku dan Riyo sekarang menjadi sahabat karib. Entah kenapa aku merasakan sesuatu yang berbeda dengan Riyo. Aku gak bisa menjelaskan dengan detil semuanya, namun yang jelas rasanya aku sangat bahagia jika dekat dengan riyo.
Suatu hari, aku dan Riyo pergi ngedate ke sebuah pasar malam. Hahay... jadi malu. Malam yang ramai dengan pengunjung dan dibasahi gremicik air itu membuat acara ngedate kami jadi lebih romantis. Oh so sweet.
Kami memutuskan masuk ke dalam sebuah mini teater yang muat hingga 20 orang. Tiket masuknya seharga Rp. 20.000 per orang, aku sedikit terkejut ketika melihat di dalam isinya mayoritas pasangan remaja seusiaku. Tapi aku berusha cuek aja.
Kami mengambil tempat di bagian tengah. Kami menghabiskan beberapa popcorn yang kami bawa dari luar tadi. awalnya film yang diputar sangat kocak, sehingga kami berdua dibuat tertawa terbahak-bahak. Namun ternyata film tersebut bukanlah film komedi melainkan film horor. Saat adegan yang mendebarkan aku sering menjerit dan mendekat di bahu riyo.
Ketika itu terdapat sebuah adegan dimana sang hantu tiba-tiba muncul dan memenuhi layar monitor mini teater tersebut. Sontak aku langsung teriak dan sepontan memeluk Riyo. Detak detik jam seakan terhenti dan berganti dengan detak jantung kami berdua yang berdetak sangat keras yang seolah dapt terdengar oleh kami berdua.
Semua mata di dalam mini teater itu tertuju kepada kami. “huuuuuu, cieee” suara mereka memnyoraki kami. Segera ku lepaskan pelukan ku dan kami sedikit janggung satu sama lain dan hanya berpegangan tangan sampai acara selesai.
Saat kami dalam perjalan pulang, tangan kami berdua tak pernah terlepas. Kami seolah memiliki dunia ini. Eit tapi kami belum jadian lo... hehheheheheheh
Tiba-tiba langkah kami terhenti ketika menemukan seorang lelaki seusia kami tergeletak di jalanan. Kami membawa pria tersebut ke rumah mbah ijah.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Lasantha - Premium Blogger Themes | Macys Printable Coupons