Rabu, 06 April 2011

Cerpen 3 Sahabat Part. Dion

DION
(kabul Prasetyo)
Ku rasakan kepalaku tak sanggup lagi menahan pukulan demi pukulan yang di lontarkan oleh Je. Yupz... Je adalah salah seorang premag preman yang sering berselisih dengan ku. Sebenarnya saat itu aku hampir memenangkan pertempuran itu namun tiba-tiba tanpa kusadari sepucuk pisau telah mendarat di perut ku. Aku semakin tak berdaya.
Aku seakan meliahat ibu dan alya adik ku yang telah meninggal di depanku. Mereka seaakan mengajakku menuju suatu tempat yang sangat dami. Ku liaht bintang semakin bersinar terang diantara mereka, cahayanya sangat menyilaukan mata. Aku kemudian tak ingat lagi.
Bayangan ibu dan adikku tiba-tiba hilang berganti dengan beberapa sosok yang sangat asing bagiku. Bintang-bintang yang sebelumnya kulihat kini berganti dengan atap rumah yang sedikit usang. Ku buka mataku berlahan.
“siapa kalian” tanyaku sepontan kepada tiga orang asing yang benar-benar ada dihadapan ku.
“tenanglah nak, kamu aman disini” kata seorang nenek-nenek berusia sekitar 60 tahun itu.
“Kalian siapa, apa maukalian?” aku semakin gugup karena kudapati bajuku telah berganti. “Dimana baju ku.”
“tenanglah , bajumu sedang ku cuci dibelakang. Ku lihat bajumu sangan kumal dan bau jadi aku bersihkan dan ku cuci deh” jelas seorang gadis di sebelah ku.
“kalian mau apa, kalian komplotan mereka ? kalian mau membunuh ku?”
“dasar lo ya udah ditolong bukannya terima kasih malah nuduh kayak gito, mau ngajak ribut lo” bentak seorang pemudia sebaya denganku yang berdiri  di atas ku.
“kami menemukan kamu di jalan semalam, kamu terluka parah. Sebenarnya apa yang terjadi. Dan siapa nama mu?” tanya nenek itu.
“aku dion, lalu siapa kalian?”
“Gue Riyo, itu Ve dan Mbah ijah”
“terus kenapa lo bisa terkapar disana?” tanya seorang gadis yang ternyata bernama Ve.
“semalam, gue terlibat perkelahian dengn Je”
“je? Siapa dia” serobot Riyo.
“ je adalah pemuda yang mempunyai kekuatan sihir yang sangat mengerikan”
“lalu kenapa kalian berkelahi?”
“karena aku juga dapat mengeluarkan sihir”
“jadi lo penyihir” serobot Riyo.
“Riyo diam. Jadi kamu bisa mengluarkan sihir?” kata mbah ijah.
Belum selesai mbah ijah mengajukan pertanyaan, tiba-tiba sebuaah tongkat kecil terbang menghampiri ku. Kami semua yang ada diruangan itu terpesona. Bukan apa-apa namun terheran kenapa tongkat itu bisa melayang.
“riyo turunkan tongkat itu” perintah mbah ijah.
“kagak, aku gak nerbangin tongkat itu kok mbah, sumpah bukan aku” bela riyo.
“terus siapa yang menerbangkan tongkat pusaka peninggalan mbah Yahoo itu.” Kata mbah ijah.
Semua mata kemudian tertuju padaku.
“bukan, bukan, bukan aku yang menerbangkannya. Sumpah” kataku sedikit terdesak.
“tunggu, tunggu berarti benar kau orangnya” kata mbah ijah mendekati aku.
“maksudnya?”
“ya kau adalah orang yang mewarisi kekuatan Glosy. kau bilang kamu mampu mengeluarkan sihir kan?”
“iya mbah, terus hubungannya apa?”
“konon tongkat sihir ini akan menemui tuannya. Tuan yang akan melindungi dunia ini dari kehancuran. Tak ku sangka ternyata kau orangnya. Sekarang kalian sudah lengkap Riyo yang mengendalikan fikiran, Ve yang mengendalikan tanah, air, api dan udara, dan kau yang menguasai sihir. Akhirnya rengkarnasi para kesatria telah berkumpul” terang mbah ijah.
“jadi maksud mbah aku, Riyo dan ve adalah...”
“ya itu benar. Kalian orangnnya”

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Lasantha - Premium Blogger Themes | Macys Printable Coupons