Selasa, 14 Juni 2011

Fenomena Pengangguran Baru

Ada fenomena yang terjadi belakangan ini, yang tentunya sangat menggelitik bagi saya. Ya beberapa mnggu ini banyak sekali kita jumpai para pengangguran baru. Haha… pengangguran baru memang fenomena yang terjadi menahun di Indonesia yang sampai saat ini belum dapat teratasi 100%.

Fenomena ini di akibatkan oleh banyaknya lulusan SMA/MA/SMK dan sederajat yang lulus tanpa pembekalan yang prima. Tentu saja di perparah dengan  angka putus sekolah yang sangat tinggi di Negara kita ini. Tak selalu monoton dikarenakan oleh hal terebut sebenarnya. Namun lebih mendalam lagi salah satu factor yang lebih berperan adalah karena kurangnya lapangan pekerjaan.

Sebenarnya jika para pencari kerja (yang sekarang menganggur) memiliki main set yang berbeda dari sekarng ini mungkin masalahnya akan berbeda. Yang saya maksudkan adalah pola pikir mencari pekerjan. Cobalah sekali-kali berfikir menciptakan lapangan pekerjaan sendiri. Jangan memikirkan “saya harus diterima di perusahan A “ tapi pkirkan “saya harus menciptakan sebuah usaha yang memiliki prospek cerah yang penuh dengan inovasi”.

Lebih kompleks lagi, pemerintah sepertinya hanya omong kosong dalam menyelesaikan masalah pengangguran di Negara ini. Para eksekutiv hanya memikirkan penciptaan lapangan pekerjaan yang dapat menyerap para pencari kerja. Jika saja pemerintah dalam hal ini mengubah pola pikir untuk lebih memfokuskan pemberian bekal di lingkungan akademik, saya rasa tak harus banyak wanita Indonesia yang menjadi budak di Negara tetangga yang terkadang selalu di siksa dan dianiaya yang pulang tinggal peti saja.

Memang masalahnya tidak segampang itu. Perlu pembenahan di berbagai bidang dan pola pandang di berbagai sector kehidupan masyarakat Indonesia. Misalnya saja, jangan anggap sekolah itu melulu soal mengerjakan soal matematika, bahasa dan English language saja. Tapi buatlah system sekolah yang akan mengarahkan siswa menjadi seorang pencipta lapangan pekerjaan.

Jika saya lihat dari IQ masyarakat Indonesia, mereka tidak tergolong masyarakat yang ber-IQ rendah. Mereka bisa bersaing dengan warga Negara lain sebenarnya. Namun apa gunanya IQ yang bagus tanpa dukungan lingkungan hidup? Inilah PR terbesar pemerintah dan kita semua, selain Korupsi dan kemiskinan.

1 komentar:

PENGINGAT MATER BAHASA mengatakan...

saya yakin sekali main set manusia Indonesia yang normal ingin mendapatkan kemakmuran, akan tetapi jika modal yang tidak ada, mau berwirausaha apa? satu lagi,banyak sekolah yang mengajarkan materi-materi saja tanpa di imbangi dengan live skill. itu lah yang membuat semakin meningkatnya pengangguran.keinginan ada tapi modal tak ada kalo pepatah jawa mengatakan "ati karep, bondo cupet"

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Lasantha - Premium Blogger Themes | Macys Printable Coupons